Wednesday, May 21, 2008

BELAJAR KE AKAR RUMPUT


LIMA PERTANYAAN PENTING DALAM PENGORGANISASIAN MASYARAKAT


Dalam dunia gerakan sosial kita sering kali mendengar istilah pengorganisasian masyarakat atau Comunity Organising untuk lebih mengenal dan memahami konsep pengorganisasian masyarakat tersebut ada baiknya kita lihat lima (V) pertanyaan penting dibawah ini:

I. MENGAPA PENGORGANISASIAN MASYARAKAT ?

1. Adanya kondisi dan situasi ketimpangan yang sistemik:ketertindasan, ketidakadilan

ketimpangan sistemik tersebut muncul dalam wajah:

- Kehidupan perekonomian (kemiskinan)

- Pendidikan

- Gender

- Kepastian hukum

- Kesehatan

Sistemik karena situasi dan kondisi tersebut muncul tidak dengan sendirinya tetapi dari sebuah kebijakan dan praktik kebijakan yang melemahkan masyarakat

2. Lemahnya lembaga-lembaga representasi publik

3. Belum adanya perkembangan yang baik PARADIGMA negara terhadap partisipasi publik dalam pembangunan

II. KEMANAKAH MUARA PENGORGANISASIAN MASYARAKAT ?

Muara dari CO adalah agar masyarakat berdaya, posisi tawar rakyat meningkat Vis a Vis (berhadapan dgn Pemerintah) maupun fihak lain (pemilik Modal)

III. APA SAJA PRINSIP-PRINSIP PENGORGANISASIAN MASYARAKAT ?

K4P4B

1. Keberpihakan

2. Keterbukaan

3. Kemandirian

4. Kesetaraan

5. Pendekatan holistik

6. Pemberdayaan

7. Partisipatif

8. Praxis

9. Berkelanjutan

IV. APAKAH SYARAT-SYARAT PENGORGANISASIAN MASYARAKAT ?

1. Keberpihakan pada masyarakat bawah

2. Jujur

3. Terbuka

4. Mau berkorban

5. Sabar

V. BAGAIMANAKAH TAHAPAN-TAHAPAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT?

1. Penyatuan integrasi

2. Adaptasi

3. Membangun kontak

4. Pendidikan sosial

5. Perencanaan pengorganisasian

6. Pembentukan kelompok kecil

7. Pembentukan organisasi

8. Perencanaan Organisasi

9. Aksi – refleksi – aksi

10. Berjaringan

READ MORE - BELAJAR KE AKAR RUMPUT

ASAH JIWA

Kaya Karena Sederhana
Oleh: Gede Prama


Menjadi orang kaya, itulah cita-cita banyak sekali orang. Hal yang sama juga pernah melanda saya. Dulu, ketika masih duduk di bangku SMU, kemudian menyaksikan ada rumah indah dan besar, dan di depannya duduk sepasang orang tua lagi menikmati keindahan rumahnya, sering saya bertanya ke diri sendiri : akankah saya bisa sampai di sana ?. Sekian tahun setelah semua ini berlalu, setelah berkenalan dengan beberapa orang pengusaha yang kekayaan perusahaannya bernilai triliunan rupiah, duduk di kursi tertinggi perusahaan, atau menjadi penasehat tidak sedikit orang kaya, wajah-wajah hidup yang kaya sudah tidak semenarik dan seseksi bayangan dulu.

Penyelaman saya secara lebih mendalam bahkan menghasilkan sejumlah ketakutan untuk menjadi kaya. Ada orang kaya yang memiliki putera-puteri yang bermata kosong melompong sebagai tanda hidup yang kering. Ada pengusaha yang menatap semua orang baru dengan tatapan curiga karena sering ditipu orang, untuk kemudian sedikit-sedikit marah dan memaki. Ada sahabat yang berganti mobil termewah dalam ukuran bulanan, namun harus meminum pil tidur kalau ingin tidur nyenyak. Ada yang memiliki anak tanpa Ibu karena bercerai, dan masih banyak lagi wajah-wajah kekayaan yang membuat saya jadi takut pada kekayaan materi.

Dalam tataran pencaharian seperti ini, tiba-tiba saja saya membaca karya Shakti Gawain dalam jurnal Personal Excellence edisi September 2001 yang menulis : > '> If we have too many things we don> '> t truly need or want, our live become overly complicated> '> . Siapa saja yang memiliki terlalu banyak hal yang tidak betul-betul dibutuhkan, kehidupannya akan berwajah sangat rumit dan kompleks.

Rupanya saya tidak sendiri dalam hal ketakutan bertemu hidup yang amat rumit karena memiliki terlalu banyak hal yang tidak betul-betul diperlukan. Shakti Gawain juga serupa. Lebih dari sekadar takut, di tingkatan materi yang amat berlebihan, ketakutan, kecemasan, dan bahkan keterikatan berlebihan mulai muncul.

Masih segar dalam ingatan, bagaimana tidur saya amat terganggu di hari pertama ketika baru bisa membeli mobil. Sebentar-sebentar bangun sambil melihat garasi. Demikian juga ketika baru duduk di kursi orang nomer satu di perusahaan. Keterikatan agar duduk di sana selamanya membuat saya hampir jadi paranoid. Setiap orang datang dipandang oleh mata secara mencurigakan. Benang merahnya, kekayaan materi memang menghadirkan kegembiraan (kendati hanya sesaat), namun sulit diingkari kalau ia juga menghadirkan keterikatan, ketakutan dan kekhawatiran. Kemerdekaan, kebebasan, keheningan semuanya diperkosa habis oleh kekayaan materi.

Disamping merampok kebebasan dan keheningan, kekayaan materi juga menghasilkan harapan-harapan baru yang bergerak maju. Lebih tinggi, lebih tinggi dan lebih tinggi lagi. Demikianlah kekayaan dengan amat rajin mendorong manusia untuk memproduksi harapan yang lebih tinggi. Tidak ada yang salah dengan memiliki harapan yang lebih tinggi, sejauh seseorang bisa menyeimbangkannya dengan rasa syukur. Apa lagi kalau harapan bisa mendorong orang bekerja amat keras, plus keikhlasan untuk bersyukur pada sang hidup. Celakanya, dalam banyak hal terjadi, harapan ini terbang dan berlari liar. Dan kemudian membuat kehidupan berlari seperti kucing yang mengejar ekornya sendiri.

Berefleksi dan bercermin dari sinilah, saya sudah teramat lama meninggalkan kehidupan yang demikian ngotot mengejar kekayaan materi. Demikian tidak ngototnya, sampai-sampai ada rekan yang menyebut saya bodoh, tidak mengerti bisnis, malah ada yang menyebut teramat lugu. Untungnya, badan kehidupan saya sud> ah demikian licin oleh sebutan-sebutan. Sehingga setiap sebutan, lewat saja tanpa memberikan bekas yang berarti.

Ada sahabat yang bertanya, bagaimana saya bisa sampai di sana ? Entah benar entah tidak, dalam banyak keadaan terbukti kalau saya bisa berada di waktu yang tepat, tempat yang tepat, dengan kemampuan yang tepat. Ketika ada perusahaan yang membutuhkan seseorang sebagai pemimpin yang cinta kedamaian, saya ada di sana. Tatkala banyak perusahaan kehilangan orientasi untuk kemudian mencari bahasa-bahasa hati, pada saat yang sama saya suka sekali berbicara dan menulis dengan bahasa-bahasa hati. Dikala sejumlah kalangan di pemerintahan mencari-cari orang muda yang siap untuk diajak bekerja dengan kejujuran, mereka mengenal dan mengingat nama saya. Sebagai akibatnya, terbanglah kehidupan saya dengan tenang dan ringan. Herannya, bisa sampai di situ dengan energi kengototan yang di bawah rata-rata kebanyakan orang. Mungkin tepat apa yang pernah ditulis Rabin Dranath Tagore dalam The Heart of God : > '> let this be my last word, that I trust in Your Love> '> . Keyakinan dan keikhlasan di depan Tuhan, mungkin itu yang menjadi kendaraan kehidupan yang paling banyak membantu hidup saya.

Karena keyakinan seperti inilah, maka dalam setiap doa saya senantiasa memohon agar seluruh permohonan saya dalam doa diganti dengan keikhlasan, keikhlasan dan hanya keikhlasan. Tidak hanya dalam doa, dalam keseharian hidup juga demikian. Ada yang mau menggeser dan memberhentikan, saya tidak melawan. Ada yang mengancam dengan kata-kata kasar, saya imbangi secukupnya saja. Ada sahabat yang menyebut kehidupan demikian sebagai kehidupan yang terlalu sederhana dan jauh dari kerumitan. Namun saya meyakini, dengan cara demikian kita bisa kaya dengan jalan sederhana.

READ MORE - ASAH JIWA

Thursday, May 8, 2008

WADUL

BBM naik lagi apa bener itung-itungan para mentri dan ekonom-ekonom itu apa iya program kompensasi bisa bikin rakyat selamat?
READ MORE - WADUL